JAKARTA, GRESNEWS.COM - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah melakukan penyisiran masalah yang menjadi penghambat pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan. Pasalnya pembangunan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) 10 ribu megawatt atau fast track program tahap I (FTP-I) diketahui mengalami keterlambatan.

Dari hasil penyisiran, terdapat tiga masalah utama keterlambatan yakni persaingan harga, perizinan, dan kredibilitas pengembang. "Memang untuk 10 ribu megawatt pertama dan kedua mengalami keterlambatan, itulah keadaannya karena itu kita coba berbenah," ujar Menteri ESDM, Sudirman Said saat diskusi "Daerah Darurat Listrik" di Bakoel Koffie, Cikini, Minggu (1/3).

Ia mengatakan, ketidakmerataan layanan listrik disebabkan karena tidak meratanya pembangunan infrastruktur sektor kelistrikan di Indonesia. Saat ini pengadaan lahan terbilang sulit, sebab proses perizinan cukup berbelit.

Belum lagi masalah keuangan, kehandalan dan kredibilitas pengembang yang nottanene pihak rswasta dalam membangun pembangkit listrik. "Credibility developer teman PLN dan Dirjen Listrik bercerita dari 14 yang perform hanya empat, itu pun mengalami kerugian," kata Sudirman.

Meski terjadi keterlambatan, ia tak sepenuhnya menyalahkan PLN. Sebab, pembangunan sektor kelistrikan tak hanya soal instansi tertentu saja, melainkan permasalahan bersama, masalah negara. Sehingga, masalah listrik, dianggap merupakan beban semua stakeholder saat penunjukan.

"Saat listrik ditender berlomba harga rendah tanpa berhitung lebih dalam. Meskipun nama besar ada masalah, belum lagi koordinasi antar kementerian," kata Sudirman.

Sementara di sisi lain, DPR mendorong pemerintah tetap dapat merealisasikan FTP-I dan FTP-II dengan cepat. Sebab, jika mengacu pada pembangunan yang ditargetkan pemerintah, maka tidak akan ada pembangunan maju tanpa energi, khususnya listrik.

"Kita tidak bisa mengendalian perekonomian tanpa listrik," ujar Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Satya W Yudha dalam kesempatan yang sama.

Sehingga ia meminta pemerintah segera menyelesaikan hambatan yang menjadi batu sandungan penyelesaian proyek. "Jangan sampai janji elektrifikasi hanya jadi omong kosong belaka, cari solusi lain," ujarnya.

Diketahui pula PT PLN dikabarkan kurang dapat bekerja sama dengan kontraktor China dalam membangun infrastruktur listrik. Sehingga menyebabkan keterlambatan proyek FTP-I, mereka akhirnya malah harus menyewa banyak diesel untuk mengantisipasi gangguan pada pembangkit besar.

BACA JUGA: