JAKARTA, GRESNEWS.COM - Kehadiran Presiden Joko Widodo ke Beijing, Tiongkok dalam rangka Pertemuan One Belt one Road (OBOR) Forum, dinilai memiliki arti penting dalam pengembangan ekonomi kawasan. Untuk itu Jokowi pun tak menyia-nyiakan pertemuan itu.  

Berbicara pada Konferensi Tingkat Tinggi The Belt and Road Forum for International Cooperation (BRF) Presiden Jokowi pun mengingatkan kembali peranan Indonesia saat Jalur Sutra pertama kali berkembang. Dimana Indonesia dikenal sebagai kepulauan kaya rempah yang juga menjadi jalur perlintasan.

"Saya ingin mengingatkan bahwa di abad-abad di mana Jalur Sutra pertama kali berkembang, Indonesia saat itu dikenal sebagai kepulauan rempah, the Spice Islands," ujar Presiden Jokowi di Beijing, Tiongkok, Senin (15/5).

Oleh karena itu, dalam visi infrastruktur One Belt One Road (OBOR) yang digagas pemerintah Republik Rakyat Tiongkok (RRT), presiden menginginkan Indonesia kembali berperan penting dan mengambil inisiatif atas yang disebut sebagai Jalur Sutra baru tersebut.

"Indonesia dan Asia Tenggara harus kembali memainkan peranan yang penting dalam memasok bahan baku dan sumber daya alam yang kemudian diolah menjadi produk dan jasa," tegas Presiden.

Presiden menegaskan Indonesia harus menjadi salah satu basis perniagaan dan bisnis di sepanjang Jalur Sutra baru. Selain  Presiden juga mengajak para kepala negara untuk bekerja sama dengan Indonesia dan Asia Tenggara dalam mengolah dan mengembangkan bahan baku industri dan pangan yang dimiliki.

"Saya ingin mengundang Bapak/Ibu sekalian bekerja sama erat dengan kami di Indonesia dan di ASEAN untuk menggarap bersama bahan baku industri yang kami miliki, bahan baku pangan yang kami miliki, dan sumber daya energi yang kami miliki untuk mengembangkan bersama, dari ujung ke ujung, rantai produksi di sepanjang Jalur Sutra," ujar Presiden , seperti dikutip, Setkab.go.id.

Dipaparkan Presiden Jokowi,  bahwa Indonesia menjadi satu di antara tiga negara utama di dunia yang memasok bahan pangan seperti kakao, kopi, kelapa, minyak kelapa sawit, dan rempah-rempah seperti kayu manis, pala, dan banyak yang lain.

Sedang di bidang industri, ia juga menyampaikan, Indonesia menjadi tiga besar negara pemasok bahan baku industri seperti nikel, timah, tembaga, dan aluminium bauksit. Tak hanya itu, Indonesia juga diberkati dengan sumber daya energi yang berlimpah dan terjangkau.

"Asia Tenggara, khususnya Indonesia, diberkati dengan sumber daya energi yang berlimpah dan murah. Tenaga hidro, tenaga geotermal, tenaga surya, dan tentunya tenaga batu bara," tutur Jokowi.

Jokowi mengungkapkan bahwa pembangunan infrastruktur melalui inisiatif Belt and Road ini dapat memicu industrialisasi di berbagai belahan dunia, sebagaimana yang pernah dialami oleh Tiongkok.

Ia pun meyakini, dengan dibangunnya banyak industri maka  akan semakin banyak orang yang terbebas dari jerat kemiskinan.

"Kami meyakini, upaya pembangunan infrastruktur melalui inisiatif Belt and Road bisa memicu industrialisasi yang dahsyat. Dari Afrika, Timur Tengah, Asia Sentral, Asia Selatan, hingga Asia Tenggara dan Asia Timur," tuturnya Presiden.

Oleh karena itu, Presiden berharap agar inisiatif Belt and Road bisa terwujud menjadi hal yang nyata.
Menurutnya aspek yang diharapkan dari inisiatif One Belt and One Road sejauh adalah adanya realisasi yang nyata, dengan terbangunnya sesuatu. Seperti halnya pelabuhan, kereta api, dan industri. Itulah keberanian dan aksi nyata yang dibutuhkan di dunia saat.

"Sebab, hal inilah yang sebenarnya sedang ditunggu-tunggu oleh dunia," ujarnya.

INISIATIF SABUK JALUR SUTRA - Inisiatif pembangunan bersama "Sabuk Ekonomi Jalur Sutera" dan "Jalur Sutera Maritim Abad ke-21" dicetuskan oleh Presiden Tiongkok Xi Jinping pada September dan Oktober 2013. Inisiatif ini belakangan mendapat tanggapan positif dan perhatian besar masyarakat internasional dan negara-negara terkait.

Disebutkan inisiatif Satu Sabuk Satu Jalan bukanlah rencana bantuan luar negeri besar-besaran Tiongkok, melainkan rencana pembangunan ekonomi saling menguntungkan yang dioperasikan berdasarkan aturan ekonomi pasar.

Satu Sabuk Satu Jalan adalah sebuah inisiatif negara yang dilaksanakan oleh perusahaan-perusahaan di bawah arahan negara. Oleh karena itu, pelaksanaannya tidak bergantung pada negara, namun dilakukan oleh perusahaan.

Negara hanya memberikan jaminan tertentu. Dengan kata lain, perusahaan adalah kekuatan dominan dalam proses inisiatif ini. Inisiatif Satu Sabuk Satu Jalan juga bukan proyek antar negara, melainkan proyek kerja sama yang dilakukan perusahaan Tiongkok dan perusahaan negara lain.

Satu Sabuk Satu Jalan berorientasi pada proyek dan bukan berorientasi pada politik, artinya hanya proyek-proyek yang mendatangkan laba yang akan dikerjakan oleh perusahaan-perusahaan tersebut.

BACA JUGA: