JAKARTA, GRESNEWS.COM - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) mengatakan, pemerintah siap membuka akses ekspansi bisnis perusahaan nasional ke Kawasan Eropa Tengah dan Timur (ETT). Sesuai keterangan Kemlu, saat ini terdapat 22 negara ETT yang membuka banyak peluang bagi para pelaku bisnis dari negara lain.

"Kegiatan ini sebagai tindak lanjut Foreign Policy Breakfast Meeting oleh Menlu yang lalu dan kali ini berfokus pada kawasan Eropa Tengah dan Timur," ucap Acting Direktur Eropa Tengah dan Timur Kemlu Ibnu Hadi, Jumat (30/1) kemarin.

Terkait pelaksanaan diplomasi ekonomi, lanjut Ibnu, kegiatan ini turut membuka business dialogue multilateral untuk meningkatkan kerja sama antara sektor swasta dan pemerintah. Pemerintah melalui Kemlu menilai sejauh ini pasar ETT masih cukup strategis dan terbuka untuk produk-produk ekspor Indonesia.

Dari data yang ada, Kemlu menyebutkan pada tahun 2013 total ekspor Indonesia ke negara-negara ETT hampir mencapai US$6,5 miliar, naik 0,87% dari tahun 2012. Sementara, pada periode Januari hingga Oktober 2014, total nilai perdagangan Indonesia dengan negara-negara ETT mencapai US$4,42 miliar.

Menurut pemerintah, salah satu negara Eropa Timur yang menjadi potensi mitra bisnis adalah Rusia. "Daya tarik utama Rusia terletak pada beragamnya komoditi pasar seperti: ikan dan hasil laut, furniture, kopi, bahkan bisnis di bidang transportasi," kata Ibnu.

Sementara itu, Dubes RI untuk Serbia dan Montenegro Harry R.J. Kandou  menjelaskan kondisi sosial politik yang stabil di Serbia dan Montenegro memberikan peluang bisnis yang  luas bagi pengusaha Indonesia. "Beberapa produk Indonesia yang potensial untuk dikembangkan antara lain kopi, gula, dan produk kerajinan," kata Harry.

Hal senada disampaikan Maruli Tua Sagala, mantan Dubes RI untuk Hongaria. Menurut Maruli, Hongaria merupakan salah satu tujuan perdagangan dan investasi yang menjanjikan di Eropa Tengah. "Meskipun populasinya hanya sekitar 10 juta jiwa, Hongaria memiliki GDP per kapita lebih dari US$18.000," ujar Maruli.

Pemerintah menyambut baik antusiasme pelaku bisnis nasional terkait peluang bisnis di pasar ETT tersebut sehingga direncanakan akan diadakan Sidang Komisi Bersama RI-Rusia di Kazan, Rusia pada 7-9 April 2015 untuk diikuti para pengusaha Indonesia. "Namun, perlu disadari bahwa hingga saat ini komunikasi antar negara belum berjalan intensif sehingga masih banyak pengusaha Indonesia yang belum memahami sepenuhnya mengenai bisnis di negara-negara ETT," kata Maruli.

BACA JUGA: