JAKARTA, GRESNEWS.COM - PT Pertamina (Persero) menyatakan akan mengurangi stok bahan bakar minyak (BBM) subsidi jenis solar dari 19 hari menjadi 17 hari. Langkah tersebut dilakukan karena saat ini konsumen beralih menggunakan solar nonsubsidi yang harganya tidak terpaut jauh.

Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Wiyanda Pusponegoro mengatakan meski stok solar dikurangi, Pertamina  meyakini kebutuhan masyarakat masih tercukupi. Dia menambahkan pengurangan stok solar juga dilakukan karena perbedaan harga solar subsidi dan solar nonsubsidi yang tidak terlalu besar. Akibatnya, konsumen beralih menggunakan solar nonsubsidi.

Menurutnya, sejak diberikan subsidi tetap Rp1.000 per liter, konsumsi solar hanya dinikmati oleh pihak-pihak yang benar-benar membutuhkan. Secara otomatis konsumsi solar bersubsidi mengalami penurunan, sehingga cadangan solar dirasakan cukup hanya sampai 17 hari.

"Waktu sebelumnya memang lebih tinggi tapi kita lihat sekarang memang dengan konsumsi solar menurun," kata Wiyanda di Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (31/3).

Namun, menurut pengamat energi watch Ferdinand Hutahaean, kebijakan Pertamina mengurangi stok solar sangatlah keliru karena akan berdampak pada kelangkaan. Seharusnya, Pertamina menambah jumlah stok BBM baik solar maupun premium secara bertahap hingga minimal untuk stok 90 hari. Hal itu sangat penting untuk menjaga kedaulatan dan stabilitas nasional.

Ia menuding direksi Pertamina hanya memikirkan untung rugi semata dan belum berpikir sebagai perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang tidak boleh memikirkan untung rugi. Seharusnya, Pertamina memikirkan cara untuk menjaga stabilitas nasional di sektor energi.

Di satu sisi, pengurangan stok solar juga bentuk upaya menghapus subsidi sebesar Rp1.000 per liter. Padahal harga jual solar sebetulnya sudah menguntungkan untuk Pertamina, sehingga sangat aneh jika masih disubsidi.

"Kebijakan ini jelas kebijakan keliru dan tidak tepat. Jadi upaya pengurangan stok ini, saya lihat arahnya untuk menghapus semua subsidi yang ada," kata Ferdinand kepada Gresnews.com.

BACA JUGA: