JAKARTA, GRESNEWS.COM - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) membuka pintu investasi bagi investor asing di empat Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) diantaranya Merauke, Sorong, Teluk Bintuni dan Raja Ampat. Langkah tersebut sebagai upaya percepatan pembangunan di wilayah tersebut.

Kepala BKPM Franky Sibarani mengatakan salah satu pengembangan KEK yaitu adanya investor yang siap untuk menggerakkan investasi di wilayah tersebut. Menurutnya keempat kawasan ekonomi di Papua dan Papua sudah terdapat calon investor yang merencanakan investasi tapi masih terhambat realisasinya. Berdasarkan data BKPM menunjukkan sembilan proyek investasi yang terhambat di Papua dan Papua Barat yang saat ini difasilitasi oleh BKPM.

Dia menuturkan kesembilan proyek tersebut masing-masing 2 proyek di Papua dan 7 proyek di Papua Barat dengan total nilai investasi sebesar Rp16,88 triliun. Proyek investasi tersebut terbagi dalam sektor perikanan sebanyak enam proyek, perkebunan sebanyak satu proyek, dan industri petrokimia sebanyak dua proyek. Dia mengungkapkan beberapa kendala yang dialami investor dalam menanamkan modalnya di kedua provinsi tersebut diantaranya proses pelepasan kawasan hutan yang cukup lama dan jaminan ketersediaan suplai energi.

"Kami akan fokus pada pengembangan investasi di empat KEK Merauke, Sorong, Teluk Bintuni dan Raja Ampat, sebagai langkah kongkret untuk percepatan investasi di Papua dan Papua Barat," kata Franky, Jakarta, Jumat (27/2).

Selain itu, BKPM juga mencatat ada lima investor yang menunjukkan minat serius untuk menanamkan modalnya di Papua, masing-masing sektor perkebunan Rp9,8 triliun dan sektor olechemical senilai Rp2,4 triliun, sepanjang Oktober 2014 sampai Februari 2015. Dia menambahkan empat kawasan ekonomi di Papua dan Papua Barat memiliki potensi sektor khusus untuk dikembangkan.

Dia menuturkan kawasan ekonomi Merauke dapat dikembangkan untuk investasi sektor pertanian dan industri pengolahannya. Untuk kawasan ekonomi Sorong untuk industri Maritim dan pengolahannya. Kawasan ekonomi Teluk Bintuni untuk industri smelter dan petrokimia. Sedangkan untuk kawasan Raja Ampat untuk sektor pariwisata.

"Saya optimis proses pengembangan empat kawasan ekonomi di Papua dan Papua Barat dapat tercapai karena kesiapan dukungan Kementerian Teknis untuk pengembangan infrastruktur pendukung kawasan ekonomi," kata Franky.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan pengembangan KEK dan kawasan industri di seluruh Indonesia bertujuan untuk membangun daya saing Indonesia. Kemudian pemanfaatan aset-aset dan perkuatan akses kemaritiman Indonesia dinilai menjadi salah satu kemaritiman dunia.

Selain itu, Sofyan menilai pengembangan KEK juga bertujuan untuk mempercepat pembangunan daerah guna mengurangi kesenjangan sosial ekonomi dalam masyarakat dan antar wilayah. Dia menjelaskan KEK merupakan terobosan pengembangan kawasan untuk pertumbuhan ekonomi, melalui hadirnya berbagai aktivitas ekonomi yang membangun nilai tambah dan menciptakan rantai nilai.

"Tentunya dapat menumbuhkan aktifitas ekonomi yang mendorong pengkayaan, keberdayaan sumber daya manusia, ilmu pengetahuan teknologi dan inovasi ekonomi Indonesia," kata Sofyan.

BACA JUGA: