JAKARTA, GRESNEWS.COM - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menegaskan pembangunan Pelabuhan Cilamaya, Karawang, Jawa Barat, akan mengganggu produksi migas milik PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (ONWJ). Namun, jika Presiden Jokowi tetap memilih pembangunan pelabuhan di Cilamaya, Kementerian ESDM akan pasrah terhadap putusan tersebut.

Pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian ESDM IGN Wiratmadja mengatakan Kementerian ESDM akan tetap menerima apapun yang menjadi keputusan Presiden Jokowi. Meski pembangunan tetap di Cilamaya atau pembangunannya dipindah ke tempat lain.

Dia menjelaskan jika pembangunan pelabuhan tetap di Cilamaya maka harus ada platform yang dipotong, dimodifikasi dan akan ada gangguan produksi. Selain itu, pasokan gas ke PLN dan pabrik pupuk juga akan terganggu. Produksi minyak juga pasti akan terganggu.

Dia menambahkan jika hal tersebut terjadi maka Kementerian ESDM dan Pertamina akan memodifikasi pipa, tentunya akan ada biaya yang dikeluarkan dan produksi pun akan berkurang. Selain itu juga ada ancaman keselamatan pelayaran.

Dia mengaku sudah menyampaikan segala problematika dan konsekuensi yang diterima seandainya pembangunan pelabuhan di Cilamaya benar-benar direalisasikan. Namun jika Presiden Jokowi mengambil keputusan tetap membangun pelabuhan di Cilamaya maka Kementerian ESDM akan membantu yang terbaik menjalankan keputusan Presiden Jokowi.

"Yang jelas secara teknis segala risiko dan rekomendasi telah kita sampaikan. Tapi kalau pimpinan mengambil keputusan itu (tetap dibangun di Cilamaya)  kita harus lakukan," kata Wiratmadja, Jakarta, Selasa (31/3).

Sementara itu, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Sutjipto mengatakan pembangunan infrastruktur Pelabuhan Cilamaya harus bersinergi dengan pengoperasian jalur pipa gas. Menurutnya, dalam pembangunan Pelabuhan Cilamaya memiliki garis pantai yang panjang, untuk itu perlu dipisahkan untuk pembangunan pelabuhan dan pipa gas milik PT Pertamina Hulu ONWJ.

Menurutnya, Kementerian Perhubungan dan Pertamina harus duduk bersama agar tidak menimbulkan konfrontasi yang berkepanjangan. Sebab kepentingan Kementerian Perhubungan untuk membangun Cilamaya dan Pertamina ONWJ perlu dilakukan sinergi, langkah tersebut bertujuan agar pipa gas milik Pertamina ONWJ tetap terbangun dan infrastruktur kemaritiman juga tetap terbangun.

"Kalau semua bisa bersinergi, Insya Allah dua hal itu bisa terselesaikan. Saya kira tidak semuanya harus di posisi konfrontasi," kata Dwi.

BACA JUGA: