JAKARTA, GRESNEWS.COM - Komisi VII DPR meminta dalam penentuan harga Pertalite Pertamina mendekatkan harga tersebut ke Premium, bukan Pertamax. Dengan demikian akan banyak konsumen menggunakan Pertalite, karena masyarakat akan diuntungkan dengan kualitas bahan bakar dengan Ron 90 tersebut.   

Permintaan tersebut disampaikan anggota Komisi VII DPR Kurtubi menanggapi rencana Pertamina meluncurkan Pertalite (Ron 90) pada Mei 2015 mendatang. Ia juga meminta dengan diluncurkannya Pertalite tidak harus serta merta Premiun (Ron 88) dihapuskan. Sehingga masyarakat punya banyak pilihan BBM dengan berkualitas yag berbeda-beda.  

“Kalau Pertalite (Ron 90) harganya mendekati Pertamax, maka sedikit sekali orang yang mau menggunakan Ron 90. Tetapi saya imbau kepada pemerintah dan Pertamina, sebaiknya penetapan harga Ron 90 ini mendekati premium," katanya seperti dikutip dpr.go.id.

Kurtubi mengaku tidak setuju harga Pertalite ditempatkan di tengah, antara premium dan pertamax.  Hal ini untuk mendorong masyarakat menggunakan bensin yang berkualitas, sehingga mesin kendaraannya bisa lebih awet.

Sebelumnya pemerintah menyatakan secara bertahap akan menggeser pasar premium hanya untuk angkutan umum. Kurtubi mengaku sepakat sebaiknya premium memang tidak dihilangkan sama sekali. Bila ada angkutan umum yang tidak suka dengan pertalite, mereka bisa tetap memilih premium.


Namun hal yang lebih penting lagi, menurut politisi Partai Nasdem ini, soal konversi BBM ke BBG harus lebih cepat dilakukan. "Pengalihan BBM ke BBG penting untuk angkutan umum. Jadi stasiun BBG-nya segera diperbanyak juga converter kit dan bengkelnya.

"Beberapa stasiun BBG memang sudah dibangun, tapi tidak ada kendaraan yang beli gas, karena tidak dibagikan converter kitnya," kata Kurtubi.

Menurutnya pemerintah masih separuh-separuh melakukan konversi. Angkutan umum kalau pakai gas jauh lebih bagus. "Dalam artian pendapatannya akan lebih meningkat karena gas lebih murah dari pada premium meskipun gas tidak disubsidi,” jelas Kurtubi.

BACA JUGA: