JAKARTA,GRESNEWS.COM - Target pemerintah bisa menggenjot pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2016 sebesar 5,2 persen, seperti asumsi dalam APBN Perubahan 2016 diragukan. Pasalnya kondisi fiskal yang ketat akan sangat memberatkan pemerintah bisa mencapai target tersebut.

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI dari Fraksi PAN, Hafisz Tohir, mengatakan, target pemerintah untuk mengejar pertumbuhan ekonomi  pada tahun 2016 sebesar 5,2 persen akan jauh dari harapan.

Menurutnya  melihat kondisi fiskal yang masih ketat, diperkirakan ekonomi tak  akan bisa tumbuh 5.2 persen seperti yang disampaikan Menko Bidang Perekonomian, Darmin Nasution. "Paling ekonomi akan tumbuh di 5.0 persen," kata Hafisz kepada gresnews.com, Jumat (7/10).

Menurutnya jika pun pemerintah bersikeras untuk mengajar target pertumbuhan ekonomi dalam kondisi saat ini. Maksimal yang bisa tercapai 5,1 persen. Itu pun dengan syarat Tax Amnesty harus bisa menyetorkan pemasukan senilai Rp165 triliun ke kas negara.

"Pak Darmin terlampau over optimis tapi tidak cukup didukung kondisi yang ada saat ini," ujarnya.

Sementara itu peneliti Institute for Development of Economics and Finance, Mohammad Reza Hafiz mengatakan, target pemerintah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen jangan hanya dilakukan di tingkat pusat, tetapi harus dimonitor dan terlaksana hingga pemerintahan tingkat bawah.

"Saya pikir perlu ada evaluasi dampak jangka pendek dari paket kebijakan itu, sehingga bisa menjadi stimulan bagi dunia usaha dan investor asing/domestik," kata Reza kepada gresnews.com, Jumat (7/10).

Selain itu, jika melihat dari geliat kredit yang menuju single digit,  bisa dilihat bahwa prospek ekonomi masih lemah. "Perlu ada koordinasi fiskal-moneter agar atmosfer kredit perbankan, khususnya kredit investasi dan modal kerja dapat lebih meningkat, sehingga dunia usaha bisa ekspansi," ujarnya.

Dia menyebutkan, bahwa pertumbuhan ekonomi memang perlu didongkrak, tetapi jangan hanya mencapai target semata.

"Pertumbuhan harus berkualitas agar elastisitas terhadap peningkatan tenaga kerja dan reduksi kemiskinan semakin meningkat," tegasnya.

GENJOT  E-COMMERSE - Namun menyikapi pesimisme sejumlah pihak Menko Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan akan terus berupaya mengejar pertumbuhan ekonomi tersebut. Menurutnya salah satu cara mengejar target realisasi pertumbuhan ekonomi adalah dengan menggenjot pertumbuhan sektor industri dan perdagangan.

Untuk itu pemerintah berencana menerbitkan Paket Kebijakan  Ekonomi XIV yang mengatur kebijakan soal perdagangan elektronik atau e commerce yang sebelumnya ingin dirillis dalam paket ke XIII.

"Arahnya lebih ke e-commerce," ujarnya di Gedung DPR RI, Jumat (7/10).

Dia menilai e-commerce telah mengalami berkembang positif sehingga diharapkan bisa memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia. Pemerintah bahkan telah meminta pendiri sekaligus pemimpin Alibaba, Jack Ma sebagai penasehat steering commite khusus e-commerce.

Untuk informasi, bahwa penyederhanaan regulasi dan percepatan pertumbuhan e-commerce sedang dimaksimalkan pemerintah  untuk mengejar target pertumbuhan itu.

Bahkan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara sendiri telah mematok target pertumbuhan e-commerce senilai US$130 miliar sampai dengan tahun 2020.

BACA JUGA: