JAKARTA, GRESNEWS.COM - Proses liberalisasi sektor minyak dan gas bumi terus bergulir. Kali ini subsidi untuk solar sebesar Rp1000 per liter bakal dikurangi.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Sutjipto mengatakan pemerintah berencana untuk mengurangi besaran subsidi dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (RAPBNP). Efeknya maka secara otomatis subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) juga akan dikurangi.

"Itu punya potensi (pengurangan subsidi) kalau dari sisi harga dan biaya produksi saya kira itu punya potensi dan itu sudah dibahas dengan pemerintah. Kami lihat nanti persetujuan DPR," kata Dwi, Jakarta, Rabu (13/4).

Namun tidak serta merta subsidi BBM jenis solar langsung dihapus. Untuk tahap awal yang dilakukan adalah pengurangan subsidi dari tahun sebelumnya.

Dwi menjelaskan potensi pengurangan subsidi solar cukup besar terjadi karena dalam segi harga, posisi harga solar Indonesia masih lebih murah jika dibandingkan dengan negara-negara lain.

Menurutnya dengan adanya pengurangan subsidi, dana yang ada diarahkan untuk sektor infrastruktur. Selain itu juga dapat dipakai untuk membantu secara langsung kepada masyarakat yang kurang mampu.

Di satu sisi. dengan adanya pengurangan subsidi membuat Pertamina lebih efisien, sehingga pada saat subsidi dihilangkan tidak perlu membebani masyarakat.

SOLAR PRODUK BARU - Guna mendukung rencana pemerintah mengurangi subsidi solar Pertamina meluncurkan kepada masyarakat produk baru. Yaitu varian solar baru yaitu Dexlite dengan harga Rp6.750 per liter dengan angka cetane 90, atau di atas solar subsidi yang dijual.

Menurutnya pembuatan produk varian solar baru tersebut agar masyarakat bisa beralih dari menggunakan solar subsidi menjadi menggunakan Dexlite.

Dia menilai saat ini konsumen Indonesia lebih cerdas untuk memilih produk yang lebih tepat untuk kendaraannya. Apalagi produk ciptaan Pertamina yaitu Dexlite lebih baik dari solar.

"Tujuannya untuk memberikan pilihan untuk orang-orang yang pakai solar. Kualitas lebih baik dengan beda harga sedikit. Arahnya memberikan kualitas lebih baik dan mesinnya lebih tahan lama," ujarnya.

Dwi mengaku optimistis untuk penjualan Dexlite akan memuaskan dan dapat menekan penjualan solar bersubsidi. "Agar masyarakat yang menggunakan solar subsidi segera beralih ke Dexlite," kata Dwi.

Dwi mengatakan, belum memiliki target berapa banyak solar Dexlite yang akan dijual. Pertamina ingin melihat animo masyarakat terlebih dahulu.

"Kami serahkan pilihan ke masyarakat. Harga di Indonesia lebih murah dibanding negara lain, kecuali Malaysia menggunakan subsidi," ujarnya.

Berdasarkan data Kementerian ESDM yang dipaparkan dalam Raker dengan Komisi VII DPR hari ini, berikut daftar negara-negara yang harga BBM sekelas premium dan solarnya lebih mahal dari Indonesia:

Harga premium di beberapa negara per 14 Maret 2016: Thailand Rp8.686/liter, Vietnam Rp8.710/liter, Kamboja Rp10.530/liter, Filipina Rp 10.790/liter, Selandia Baru Rp15.185/liter, Laos Rp15.210/liter, Singapura Rp16.303/liter, Belanda Rp21.486/liter

Sedangkan harga solar di beberapa negara per 14 Maret 2016: Vietnam Rp5.720/liter, Filipina Rp6.500/liter, Amerika Serikat Rp6.505/liter, Selandia Baru Rp 8.000/liter, Thailand Rp8.281/liter, Kamboja Rp8.580/liter, Singapura Rp 9.280/liter, Laos Rp11.050/liter.

Meski begitu, ada juga negara-negara di Timur Tengah dan lainnnya yang harga BBM sekelas premium dan solarnya lebih murah. Untuk premium ada Oman Rp 2.586/liter, Qatar Rp 3.850/liter, Uni Emirat Arab Rp 4.583/liter, dan Amerika Serikat Rp 5.541/liter.

DAMPAK RENDAHNYA PENERIMAAN PAJAK - Presiden Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Didik J Rachbini mengaku sepakat dengan langkah pemerintah untuk mengurangi beban subsidi BBM solar dalam RAPBN-P. karena dari sisi penerimaan negara yaitu pajak juga belum terlampau tinggi tetapi untuk harga minyak mentah malah tergolong rendah.

Menurutnya pemerintah harus membuat APBNP 2016 berelaksasi lebih banyak karena subsidi harus dikurangi mengingat penerimaan pajak belum terlalu besar. Langkah itu harus dilakukan agar postur APBNP 2016 dapat efisien dan mengurangi pemborosan belanja pemerintah.

"APBNP itu harus relaksasi yang lebih banyak agar efisien dan tidak boros," kata Didik.

Sebagaimana diketahui, rencana pencabutan subsidi solar Rp1000 akan terus dimatangkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Nantinya bahan bakar mesin diesel juga akan dijual Rp6.150 per liter, sedangkan premium sebesar Rp6.550 per liter.

Untuk subsidi solar dipatok Rp16 triliun, sedang triwulan pertama di tahun 2016. Bahan bakar solar sudah dikonsumsi sebanyak 2,9 juta Kilo Liter. Artinya pemerintah sudah mengeluarkan subsidi sebanyak Rp2,9 triliun. (dtc)

BACA JUGA: