JAKARTA, GRESNEWS.COM - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengaku kesal saat mengetahui harga pakan di pasar masih tinggi yaitu 9.000 per kg. Sesuai perjanjian bersama Asosiasi pakan beberapa waktu lalu, Susi menyebut, telah disepakati bahwa harga pakan bulan Maret ini turun menjadi 8.000 per kg.

"Seharusnya, bulan Maret pakan turun jadi 8.000 per kg. Saya kesal terhadap asosiasi pakan yang tak tepati janji turunkan harga di pasar," ujar Susi, di gedung KKP kemarin.

Susi mengatakan akibat belum diturunkannya harga pakan di pasar, mengakibatkan biaya operasional semakin tinggi sehingga merugikan para pelaku budidaya perikanan. Bahkan, para pembudidaya pakan tidak mampu bersaing dengan jenis usaha lainnya setingkat UMKM.

Menteri Susi dihadapan para pengusaha pakan sempat mengatakan saat ini posisi pendapatan masyarakat pembudidaya ikan belum setingkat pelaku Usaha Mikro dan Kecil Menengah (UMKM). Susi menyebut, pendapatan para pelaku budidaya masih dalam level buruh yang hanya mendapat 20 persen dari total nilai produksi.

Menurut Susi kondisi ini cukup ironis mengingat selama ini para pelaku budidaya seharusnya mampu memperoleh keuntungan diatas 35 persen bilamana terjadi stabilitas produksi.

" Jika roda produksi budidaya perikanan berjalan stabil, maka para pembudidaya bisa memanen profit sebesar 35 hingga 40 persen," kata Susi.

Sementara, Kepala Balitbang KP Achmad Poernomo mengatakan para pembubidaya pakan perlu didorong melalui persediaan pakan yang cukup. Terkait hal itu, KKP telah memproses teknologi pakan mandiri guna menekan biaya pakan hingga dibawah 50 persen.

"Perlu ada dukungan penyediaan pakan ekonomis dalam mewujudkan program kedaulatan pangan melalui sektor perikanan budidaya. Selain itu, dukungan dari seluruh pemangku kepentingan terkait juga sangat diperlukan dalam mewujudkan program kedaulatan pangan," ujar Achmad.

BACA JUGA: