JAKARTA, GRESNEWS.COM - Anggota Komisi VI DPR RI Muhammad Misbakhun menyatakan pemberian suntikan modal melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk tidak ada kepentingan yang mendesak. Sebab tujuan pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pemberian PMN kepada Bank Mandiri agar menjadi peringkat lima besar di Asia Tenggara.

Miskbakhun mengatakan keinginan pemerintah untuk memberikan suntikan modal sebesar Rp5,6 triliun hanya untuk masuk Qualified ASEAN Bank (QAB), keinginan tersebut dinilai bukanlah kepentingan yang sangat mendesak. Disatu sisi dengan pemberian PMN, perusahaan juga tidak bisa menjamin rasio-rasio kinerja keuangan menjadi lebih baik.

"Saya tidak lihat urgensinya. Urgensinya apa ? " kata Misbakhun dalam Rapat Kerja Komisi XI dengan Kementerian Keuangan dan Kementerian BUMN di Komisi XI, Gedung MPR/DPR, Jakarta, Rabu (29/1).

Menurutnya paparan yang disampaikan oleh Menteri BUMN Rini Soemarno dalam pengajuan PMN untuk 35 perusahaan BUMN sangatlah tidak detail. Sebab dalam paparan tersebut tidak dicantumkan jumlah aset BUMN dan liabilitas perusahaan BUMN. Oleh karena itu, Misbakhun mengusulkan agar Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk dipanggil dan melaporkan perusahaan BUMN yang memiliki rapor merah dalam mengelola keuangan negara.

"Saya melihat dari paparan tidak memuaskan. Terlalu umum dan tidak mendeskripsikan kinerja serta performance BUMN," kata Misbakhun.

Sementara itu, Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan negara-negara ASEAN telah sepakat bahwa masing-masing negara mengusulkan bank yang akan dicalonkan menjadi QAB. Menurutnya baik dari jumlah modal, prospek usaha maupun fokus usaha, Bank Mandiri merupakan nasional yang paling siap untuk menjadi calon QAB.

Kendati demikian, Rini menambahkan dengan jumlah modal saat ini yaitu Rp 91,74 triliun, belum cukup untuk memenuhi standar kecukupan modal (CAR) pada 2019 yang ditetapkan untuk bank-bank yang beroperasi di ASEAN yaitu sekurang-kurangnya 17,5 persen. Menurutnya Bank Mandiri masih perlu diperkuat permodalannya, karena saat ini Bank Mandiri masih berada di peringkat sembilan diantara bank-bank di regional ASEAN.

Oleh karena itu, dia mengatakan Kementerian BUMN mengajukan anggaran Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 5,6 triliun untuk bank mandiri. Sehingga diharapkan bank tersebut dapat melakukan right issue di pasar modal Indonesia tanpa mengurangi kepemilikan saham pemerintah di bank tersebut.

"Dengan right issue itu Bank Mandiri akan mendapatkan tambahan dana sebesar Rp 9,3 triliun, sehingga peringkatnya naik menjadi yang ketujuh," kata Rini.

BACA JUGA: