JAKARTA,GRESNEWS.COM - Manajemen pengelolaan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta benar-benar buruk. Pengelola bandara seperti tak memiliki standar pelayanan dan manajemen krisis saat terjadi kondisi darurat. Para penumpang juga yang akhirnya ditelantarkan.

Seperti ketika ada bencana kebakaran di lounge VIP bernama JW Sky Lounge terminal 2E Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada Minggu (5/5). Sejumlah penerbangan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta pun kacau.  "30 Penerbangan mengalami delay di atas pukul 10.00 WIB," ujar Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Suprasetyo dalam jumpa pers di Terminal 2F Bandara Soekarno Hatta, Jakarta, Minggu (5/5).

Selain Garuda Indonesia, ada dua penerbangan internasional yang juga ikut terganggung jadwalnya. Dua airlines itu adalah China Southern Airlines dan Malaysia Airlines. Sebagai langkah kontingensi menanggulangi delay dilakukan perubahan proses check in, penumpang domestik di 2 F, internasional di 2 D. Layanan check in masih menggunakan proses manual karena sistem belum berfungsi.

Suprasetyo menjelaskan penumpang dapat melakukan check in pada pintu 1 dan 2 terminal 2 untuk keberangkatan internasional. Khusus domestik di pintu 4 terminal 2.

PT Angkasa Pura (AP) II bekerjasama dengan maskapai di terminal 2E akan memprioritaskan keberangkatan penumpang yang terkena delay yang telah berada di bandara. "Mereka diberangkatkan dengan jadwal yang telah disesuaikan. Sebelum pukul 10.00 WIB di-reschedule dan berusaha diberangkatkan hari ini," ujar Suprasetyo dalam jumpa pers bersama pejabat dari AP II, Imigrasi, AirNav dan Garuda Indonesia.

"Atas kejadian ini PT AP II mohon maaf dan akibat dari kebakaran ini menyebabkan ketidaknyamanan di bandara," sambungnya.

Suprasetyo mengatakan penumpang untuk keberangkatan internasional sudah dapat melakukan check in di pintu 1 dan 2 di terminal 2. Khusus penumpang domestik dapat dilakukan di pintu 4 terminal 2. "Hingga saat ini petugas pemadam kebakaran masih melakukan pembersihan di lokasi. Gate 3 terminal 2 ditutup dan pintu 3 terminal 2E saat ini tidak beroperasi," terangnya.

Kemenhub akan memeriksa seluruh outlet komersil di Bandara Soekarno-Hatta dan bagaimana Bandara Soekarno-Hatta menangani krisis seperti ini. "Pihak AP II juga menggandeng pihak kepolisian untuk mencari penyebab terjadinya kebakaran," ungkapnya. 

Suprasetyo mengaku pihaknya juga belum bisa memastikan asal muasal sumber api. Menurut dia ada dua titik api di JW Sky Lounge. Namun lokasi tersebut saat ini dipasangi police line sehingga tidak bisa dimasuki. "Saya lihat ada 2 titik di lokasi JW Sky lounge. Kita tunggu saja penyebabnya apa, saya juga belum masuk lokasi," kata dia.

Menurut Suprasetyo, Kementerian Perhubungan juga pernah mengaudit sistem instalasi listrik di Bandara Soekarno-Hatta. Audit ini bisa diadikan referensi untuk perbaikan untuk mencegah terulangnya peristiwa hari ini.

Dia memastikan bahwa kebakaran kali ini bukan disebabkan oleh masalah kekurangan cadangan listrik di Bandara. "Jadi kalau ketersediaan listrik cukup di Bandara Soekarno-Hatta pasti ada cadangan lebih dari 20 persen. Jadi tidak mungkin kekurangan listrik yang menyebabkan misalnya kebakaran," kata Suprasetyo.

Standar instalasi listrik di Bandara Soekarno-Hatta, kata Suprasetyo, ada aturan. Dirjen Perhubungan Udara tidak mengizinkan penggunaan gas di Bandara. "Penggunaan gas tidak boleh, hanya boleh listrik," kata dia.

PENUMPANG TERLANTAR - akibat kebakaran tersebut sejumlah penumpang maskapai Garuda mulai memadati loket di Terminal 2F Bandara Soekarno-Hatta. Mereka meminta untuk menjadwal ulang (reschedule) penerbangannya ke sejumlah destinasi. Salah satunya seperti yang dilakukan oleh Edi. Penumpang tujuan Yogyakarta ini memilih untuk me-reschedule penerbangannya ketimbang menunggu tidak jelas seperti sekarang.

"Saya sih penerbangan memang masih jam 14.30 WIB tapi mendingan saya reschedule saja deh jadi besok gitu daripada nunggu tidak jelas," kata Edi bandara, Minggu (5/7).

Dia meyayangkan pelayanan bandara yang tidak memadai. Sebab, sedari tadi informasi terus menerus dibuat simpang siur sehingga para calon penumpang kebingungan. "Ini harusnya kan antrean bisa dibuat jelas, dikasih tali gitu buat pemisah supaya tertib. Terus infonya nggak dioper-oper gini, kayak nggak prepare gitu," curhatnya. "Kita bukannya nggak mau ngertiin kondisi musibah gini, tapi kalau nggak prepare kayak begini juga bikin penumpang bingung," kata Edi.

Di antara antrean panjang penumpang di Bandara Soekarno-Hatta yang terdampak kebakaran di Terminal 2 E, terdapat Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. Hasto mengkritisi manajemen krisis di bandara yang lemah.

"Penanganan para penumpang sangat mengecewakan. Angkasa Pura dan Garuda Indonesia praktis tidak memberikan informasi atas apa yang terjadi dan bagaimana dengan kepastian jadwal penerbangan," komentar Hasto dalam pernyataan tertulis, Minggu (5/7).
 
Hasto melihat suasana sangat semrawut. Terlihat dua karyawan otoritas bandara berdiri kebingungan. "Hanya ada suara keluar dari 1 toa yang dipakai untuk menyampaikan pengumuman, dan suara toa pun tenggelam dalam hiruk pikuk suara penumpang," ungkapnya.
 
"Buat saya yang terjebak selama lebih dari 3 jam dalam antrean (penumpang) hanya bisa membatin, betapa mundurnya manajemen krisis kita," katanya.
 
Hasto melihat, mereka yang berprofesi sebagai porter menjadi sasaran banyak pertanyaan penumpang. "Jadilah para porter itu menjadi juru bicara Angkasa Pura dan Garuda Indonesia. Ada juga seorang ibu dengan 4 anaknya yang begitu khawatir atas ketidakpastian yang terjadi," kata Hasto.
 
Hasto menyatakan, apa yang terjadi saat ini tidak hanya menjadi pelajaran yang sangat penting bagi otoritas bandara. "Sebab simbol bandara internasional Indonesia begitu mudah lumpuh dan tidak berdaya," ujar Hasto yang bermaksud ke Surabaya dan tidak mendapat kejelasan kapan berangkat.

BUKAN PERTAMA KALI - Peristiwa semacam ini kerap terjadi di Bandara Soetta. Tahun lalu juga terjadi terbakarnya panel listrik di salah satu gardu di Terminal 2 F Bandara Soekarno Hatta (Soetta) yang menyebabkan tidak berfungsinya alat pendingin (AC) dan padamnya beberapa aliran listrik di tenant kedai makanan di Terminal 2 F.

Peristiwa itu terjadi pada Rabu (3/12/2014) dini hari lalu, panel listrik di Terminal 2 F terbakar, sehingga menggangu jaringan listrik dan AC di terminal itu. Perbaikannya memakan waktu hingga lima hari. Dan listrik baru bisa difungsikan pada Minggu (7/12/2014) dini hari.

Ketua Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia,(YLKI) Tulus Abadi saat itu menyebut kejadian seperti ini merupakan bukti dari buruknya pelayanan di bandara kelas 1 di Indonesia itu. Seharusnya, sebagai bandara yang merupakan pintu gerbang Indonesia, otoritas Bandara Soetta harus melakukan pengontrolan di setiap unitnya secara periodik. Sehingga peristiwa seperti terbakarnya panel yang menyebabkan padamnya listrik dan tidak berfungsinya AC tersebut tidak berulang dan merugikan para tenant dan pengguna jasa penerbangan di bandara tersebut.

Maka itu, lanjut dia, PT Angakasa Pura II (Persero), selaku pengelola Bandara Soetta, harus memberikan kompensasi kepada para tenant dengan memberikan potongan atau bonus kontrak. Pasalnya, selama listrik dan AC di Terminal 2 F itu tidak berfungsi, tentu mengganggu kenyamanan mereka.

Begitupula dengan para pengguna jasa penerbangan. Mereka juga harus diberi kompensasi dengan cara tidak dikenakan biaya airport tax. Jika AP II tidak memperdulikannya, atau tidak memberikan kompensansi tersebut, menurut Tulus, maka para tenant maupun pengguna jasa penerbangan bisa menuntut.

Namun saat itu Manager Humas dan Protokoler Kantor Cabang AP II Bandara Soetta, Yudis Tiawan mengatakan pihaknya tidak memberikan kompensasi itu kepada para tenant dan pengguna jasa penerbangan, karena padamnya listrik dan tidak berfungsinya AC di Terminal 2 F Bandara Soetta adalah kerusakan yang diluar dugaan.

"Kami tidak memberikan kompensasi, karena mereka juga menyadari atas kesulitan AP II menangani masalah ini," kata Yudis Tiwan. Dan berdasarkan buku laporan dari bagian maintenance yang melakukan pengecekan setiap hari, jaringan itu tidak masalah. Namun entah kenapa tiba-tiba terbakar. (dtc)

BACA JUGA: